Sejarah Kamboja: dari Kejayaan Khmer hingga Tragedi Khmer Rouge
Rabu, 26 Februari 2025 13:12 WIB
Jelajahi sejarah Kamboja, dari kejayaan Kerajaan Khmer hingga tragedi Khmer Rouge. Temukan perjalanan panjang negara ini menuju pemulihan.
***
Kamboja, negara di Asia Tenggara yang terkenal dengan Angkor Wat, memiliki sejarah yang panjang, kompleks, dan penuh dinamika. Dari kejayaan Kerajaan Khmer yang megah hingga masa kelam rezim Khmer Rouge, sejarah Kamboja adalah cerita tentang keagungan, kehancuran, dan kebangkitan. Mari kita telusuri perjalanan sejarah Kamboja secara lebih lengkap dan mendalam.
Masa Prasejarah dan Awal Peradaban
Sejarah Kamboja dimulai sejak zaman prasejarah. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa wilayah Kamboja telah dihuni sejak ribuan tahun yang lalu. Pada abad ke-1 Masehi, wilayah ini dipengaruhi oleh kebudayaan India, terutama dalam hal agama, bahasa, dan sistem pemerintahan. Pengaruh Hindu dan Buddha mulai masuk, membentuk dasar peradaban awal di Kamboja.
Zaman Keemasan Kerajaan Khmer (Abad ke-9 hingga ke-15)
Kerajaan Khmer, yang berdiri pada abad ke-9, adalah puncak kejayaan Kamboja. Berpusat di Angkor, kerajaan ini menguasai sebagian besar Asia Tenggara, termasuk wilayah yang kini menjadi Thailand, Laos, Vietnam, dan Myanmar.
-
Raja Jayavarman II dianggap sebagai pendiri Kerajaan Khmer. Ia mempersatukan wilayah-wilayah kecil dan mendirikan ibu kota di wilayah Angkor.
-
Raja Suryavarman II (1113–1150) membangun Angkor Wat, simbol keagungan Kerajaan Khmer. Kuil ini awalnya didedikasikan untuk Dewa Wisnu dalam agama Hindu, tetapi kemudian beralih fungsi sebagai kuil Buddha.
-
Raja Jayavarman VII (1181–1218) adalah salah satu raja terbesar Khmer. Ia membangun Angkor Thom dan Bayon, serta memperluas pengaruh kerajaan ke wilayah tetangga.
Kerajaan Khmer mencapai puncaknya pada abad ke-12, tetapi mulai mengalami kemunduran pada abad ke-15. Penyebabnya antara lain serangan dari kerajaan tetangga (seperti Ayutthaya dari Thailand), perubahan rute perdagangan, dan kemungkinan bencana alam seperti kekeringan.
Masa Kemunduran dan Penjajahan (Abad ke-15 hingga ke-19)
Setelah kejatuhan Angkor, Kamboja memasuki periode kemunduran. Ibu kota dipindahkan ke Phnom Penh, dan kerajaan semakin tertekan oleh serangan dari Siam (Thailand) dan Vietnam.
Pada abad ke-19, Kamboja menjadi sasaran kolonialisme Eropa. Pada tahun 1863, Raja Norodom I menandatangani perjanjian dengan Prancis, menjadikan Kamboja sebagai protektorat Prancis. Pada tahun 1887, Kamboja resmi menjadi bagian dari Indochina Prancis.
Meskipun kolonialisme membawa modernisasi dalam hal infrastruktur, pendidikan, dan administrasi, rakyat Kamboja hidup dalam tekanan dan eksploitasi. Prancis memanfaatkan sumber daya alam Kamboja, terutama karet dan beras, untuk kepentingan mereka.
Kemerdekaan dan Masa Awal Pasca-Kolonial (1953–1970)
Kamboja merdeka dari Prancis pada 9 November 1953 di bawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk. Sihanouk memainkan peran penting dalam mempertahankan netralitas Kamboja selama Perang Dingin. Namun, situasi politik dalam negeri tidak stabil.
Mantan Pemimpin Kamboja, Norodom Sihanouk
Pada tahun 1970, Sihanouk digulingkan melalui kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Lon Nol, yang mendirikan Republik Khmer. Lon Nol bersekutu dengan Amerika Serikat, yang semakin menarik Kamboja ke dalam konflik Perang Vietnam.
Perang Saudara dan Rezim Khmer Rouge (1975–1979)
Pada tahun 1975, Khmer Rouge, kelompok komunis yang dipimpin oleh Pol Pot, merebut kekuasaan. Mereka mengubah nama negara menjadi "Kamboja Demokratik" dan menerapkan kebijakan agraria radikal.
-
Penduduk kota dipaksa pindah ke pedesaan untuk bekerja di ladang.
-
Uang, agama, dan pendidikan dihapuskan.
-
Intelektual, profesional, dan siapa pun yang dianggap sebagai musuh negara dieksekusi.
Selama empat tahun pemerintahan Khmer Rouge, sekitar 1,7 juta orang tewas akibat kelaparan, kerja paksa, dan pembunuhan massal. Periode ini dikenal sebagai "Genosida Kamboja" dan menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terburuk abad ke-20.
Pendudukan Vietnam dan Perang Saudara (1979–1991)
Pada tahun 1979, Vietnam menginvasi Kamboja dan menggulingkan rezim Khmer Rouge. Vietnam mendirikan pemerintahan boneka yang dipimpin oleh Heng Samrin. Namun, perang saudara terus berlanjut antara pemerintah yang didukung Vietnam, Khmer Rouge, dan kelompok perlawanan lainnya.
Konflik ini berlangsung hingga tahun 1991, ketika Perjanjian Perdamaian Paris ditandatangani. PBB memainkan peran penting dalam memulihkan perdamaian dan mempersiapkan pemilu demokratis.
Era Modern: Pemulihan dan Pembangunan (1993–Sekarang)
Pada tahun 1993, Kamboja mengadakan pemilu demokratis pertama di bawah pengawasan PBB. Raja Norodom Sihanouk kembali naik takhta, tetapi kekuasaan politik secara bertahap beralih ke Perdana Menteri Hun Sen, yang memimpin negara ini hingga saat ini.
-
Pertumbuhan Ekonomi: Sejak tahun 2000-an, Kamboja mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, terutama di sektor pariwisata, tekstil, dan pertanian.
-
Warisan Budaya: Angkor Wat menjadi simbol kebanggaan nasional dan destinasi wisata utama dunia.
-
Tantangan Modern: Korupsi, ketimpangan sosial, dan pelanggaran HAM masih menjadi masalah yang harus diatasi.
Pada tahun 2018, partai oposisi utama dibubarkan, dan Hun Sen semakin mengukuhkan kekuasaannya. Meskipun stabilitas politik tercapai, kritikus menyoroti kurangnya kebebasan demokrasi.
Warisan Sejarah dan Masa Depan Kamboja
Sejarah Kamboja adalah cerita tentang kejayaan, kehancuran, dan ketahanan. Dari kemegahan Angkor Wat hingga tragedi Khmer Rouge, setiap babak sejarah telah membentuk identitas bangsa ini.
-
Pelajaran dari Masa Lalu: Kamboja terus berusaha memulihkan diri dari trauma masa lalu, termasuk melalui pengadilan internasional untuk mengadili para pemimpin Khmer Rouge.
-
Generasi Muda: Generasi muda Kamboja semakin sadar akan pentingnya pendidikan, teknologi, dan partisipasi politik untuk membangun masa depan yang lebih baik.
-
Pariwisata dan Budaya: Angkor Wat dan warisan budaya lainnya menjadi sumber kebanggaan dan pendapatan utama negara.
Kamboja telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan sejarah. Dengan terus belajar dari masa lalu dan memanfaatkan potensi masa kini, Kamboja berjalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler